"Aku dikecewakan!"
"Dia tak menepati janjinya..."
"Sebel, kok bisa-bisanya ya dia mumutuskan secara sepihak? T_T"
Seabrek statement yang ada memenuhi telingaku, ku kunyah hingga neuron otak pun menjadi ruang pemikiran mendalam.
Gemes aku ketika disuguhi curahan hati dari para akhwat. Bukan gemes pada akhwat yang curcol pada ku, melainkan pada lawan jenisnya yang sering kita sebut “bakwan” alias “ikhwan”.
Heiii, ada apa dengan ikhwan?
Kemarilah duduk bersamaku diruang perenungan ini, berharap ibrah dan hikmah ikut membersamai.
aku terlanjur berharap padanya, ukh… T_T. seorang akhwat menangisi nasib akan harapan yang tak kesampaian.
Lagi-lagi harapan! Dari mana harapan itu timbul? Tentu dari sebuah janji yang disuguhkan! Tak akan ada asap jika tak ada api. Begitupun dengan harapan. Ia muncul ketika seseorang memberikan asa, janji dan apalah namanya yang disebut dengan cita.
Aku miris mendengar curcol si akhwat. Kok bisa-bisanya si ikhwan dengan keputusan sepihak membatalkan ikhtiar menuju pernikahan. Yang tentu, sebelumnya, dia pula yang memberikan janji-janji. Bilang sama ortu si akhwat lah, kalau kelak jika telah lulus kuliah, ia akan mengkhitbah si akhwat. Atau ada malah yang tinggal menghitung hari. Undangan telah disiapkan, persiapan ini itu dilakukan. Janji muluk-muluk lah, rayuan gombal berwujud sastra, sok puitis, sok romantis, sok eksis! Najis! *teeeet,,, SENSOR!*
Fyuuuh, astagfirullah…
Maka, berangkat dari sana lah, aku simpulkan bahwa ikhwan juga manusia! Lha, ya iya, dari dulu kali…
Selayaknya manusia biasa pun ia mempunyai karakter dan tabiat yang berbeda.
Dulu… dulu sekali… aku simpulkan bahwa seorang pria, bertarbiyah, yang sering disebut ikhwan, itu adalah sosok lelaki sejati yang menepati janji. Suci, selalu menjaga pandangan dan tahu segala hal tentang islam dan mengimplementasikannya dalam bentuk nyata. Tapi, kini ku sadari, pandangan ku itu SALAH BESAR! Apa pasal? Mungkin karena iblis terlalu banyak berkembang biak dan beranak pinak, hingga siapapun bisa terjurumus dengan godaannya, siapapun itu, tak terkecuali.
Dan, kini, aku hanya bisa mengingatkan. Terutama pada para akhwat yang masih melajang, berhati-hatilah dengan lelaki, siapapun itu lebelnya, termasuk sekalipun berlebel ikhwan! Jangan mudah percaya dengan rayuan gombal mereka, sekalipun mereka telah berbicara pada orang tua kita. Ingat! Mereka masih calon, bukan berarti mereka lah yang patut di agung-agungkan.
Berhati-hati dan waspada adalah solusi yang sangat tepat. Mari kita jaga hati kita agar kelak tak menyesal kemudian. Satu hal dari ku, jangan terlalu berharap pada manusia! Seperti senandung lagu yang disenandungkan oleh pujangga, Jangan kau mencinta karena manusia, suatu saat nanti kau bisa kecewa. Jangan kau mencinta karena manusia, suatu saat nanti kau bisa terluka. Namun, bila cinta karena Allah saja kan kekal abadi selamanya… tak pernah lekang, tak pernah hilang, karena Allah yang menjaga cinta kita.
Maka sudah, usaplah air mata mu! Karena masih banyak yang lebih baik dan layak untuk mu. Tentu, bukan dia yang telah lancang merobek-robek hati mu dan menenggelamkan mu pada ujung harapan yang tak bermakna!
Dan hei, YOU! Satu pesan ku untuk para ikhwan : “Please dech, JANGAN LEBAAAAAAAAAAAAAAAAAAY!!!” Ingatlah bahwa wanita adalah makhluk perasa. Tidak seperti kau yang selalu mengandalkan logika! Bayangkan jika hal serupa menimpa saudari perempuan mu. Apakah kau akan tertawa? Tentu kecewa, bukan? Berpikirlah ulang sebelum membuat janji-janji yang kau sendiri tak bisa menepati. Jangan jadi orang munafik! Kau tentu tahu apa ciri dari orang munafik bukan? Yupz, betul! “Jika mereka berbicara selalu berdusta, bila dipercaya mengkhianati dan jika mereka berjanji mengingkari!” Jelas?! Tentu kau akan bicara, halaaah, semua muslim juga tahu kaliii… Tapi lagi-lagi hanya sekedar mengingtkan! Karena ujung-ujungnya selalu wanita yang kena imbas mu itu. Jangan mentang-mentang pinter, kaya dan merasa diri teristimewa, lantas kau berhak memainkan perasaan seseorang dengan seenak udel mu. Terutama ini menyangkut hati! Ya, hati! Kau tahu? Bukankah itu adalah benda abstrak yang paling sensitif keberadaannya? Sakit gigi masih bisa diobati, namun sakit hati? Akan susah payah menjadikannya normal seperti semula!
Tapi tunggu, kau perlu tahu bahwa Bidadari itu bernama ketulusan, yang merangkul penuh maaf semua yang menyemai duri di hatinya dan mengoyak hampir semua kebanggaannya, kini yang dia mengerti hanya satu, Allah tak pernah jauh darinya, itulah yang membuat hatinya tentram dan jiwanya kembali damai dalam sunggingan kecil senyumnya.... Selalu ada maaf di hati setiap wanita sholehah…
So, masihkah kau tega melukai hati para bidadari itu?
Para Akhwat, Mari Kita teriakan : “JANGAN HARAAAP!!!” Karena TITIK telah diputuskan sehingga tak ada lagi KOMA ataupun TANYA!
Grrrr… GEMES!!!
*Untuk mu ukhti fillah yang sedang patah hati, Laa Tahzan... Innallaha ma'ana! Keep your smile yaaa ^___^
assalamualaikum y ukhti shine :)
ReplyDeletesblm mngatakan slh dan mnyalahkan mari qt sedikit renungkan, cb d pikir sapa yg kmakan rayuannya?sapa yg mau dgn senang hati bahkan berbunga2 d beri janji2 manisnya?bknny mau ngebela ikhwan, sumpah bkn, cm y qt sama2 manusia lah, inget loh ga ad asap klo ga ad api, ga ad sakit klo ga ad sebab, makanya sbg sedikit pengingat, bwt kalian2 yg lg berproses, se akhsan mgknlah berproses, jgn terlalu sering berkhalwat, minimalisir lah, inget loh taaruf itu beda ma pacaran, dan lagi wanita itu terlalu bnyk menggunakan perasaan, setan pun mnggunakannya sbg senjata agar tumbuh noda2 d hati, skali lg mari saling mnjaga, jgn saling mnyalahkan, ambil positif stiap kjadian, just be positif thingking with Allah wants :)
af1 y klo ad kata2 yg salah :)
wa'alaikumusalam wr.wb.
ReplyDeletembaaa syukron masukannya... deuh, kayaknya postingan ini harus segera diperbaiki nih..
kesannya menyalahkan banget ya mba??? T.T
afwan yooo! duh, jadi merasa bersalah, hiiiiksss...
sok atuh d perbaiki mah, hehehehhe
ReplyDeletebtw ini ane temuin dr foeum sebelah, monggo dibaca :) =
ATAS NAMA TAARUF....??????
Ini adalah kisah yang sudah sangat melegenda:
- Tentang Julius Caesar, kaisar Romawi yang rela kehilangan kehormatan, kesetiaan dan bahkan negaranya demi si Ratu Penggoda:Cleopatra. Semua dia lakukan (kata ahli sejarah)...atas nama cinta
- Ini kisah tentang pemuda bernama Romeo, demi seorang wanita, rela kehilangan keluarga, dan tentu saja nyawa... tetap saja: atas nama cinta -
Satu lagi, seorang janda bernama Khadijah, yang rela mengorbankan segalanya demi membela pemuda bernama Muhammad, yang dia yakini membawa risalah Tuhannya.
Ini juga :atas nama cinta kata Jalaluddin Rumi: cinta akan membuat yang pahit menjadi manis dan dengan cinta tembaga menjadi emas dengan cinta yang keruh menjadi jernih. Dengan cinta sakit menjadi obat, dengan cinta yang mati akan menjadi hidup, dan cintalah yang menjadikan seorang raja menjadi hamba sahaya dari pengetahuanlah cinta seperti tumbuh.
Afwan, aku bukan pujangga yang hendak membahas tentang cinta. Aku juga tidak sedang mencampuri urusan orang lain (Aku hanya ingin memposisikan diri sebagai seorang saudara.. yang wajib hukumnya untuk mengingatkan saudaranya yang mungkin...salah langkah.
Bila aku salah, atau artikel ini tak berkenan, mohon maaf. Itu saatnya aku untuk dikritisi. Aku ingin bicara atas nama wanita, terlebih akhwat (kalau boleh sih) tolong untuk para ikhwan (atau yang merasa sebagai muslim).
Wanita adalah makhluk yang sempit akal dan mudah terbawa emosi. Terlepas bahwa aku tidak suka pernyataan tersebut, tetapi itulah fakta. Sangat mudah membuat wanita bermimpi.
Tolong, berhentilah memberi angan-angan kepada kami. Mungkin kami akan melengos kalau disapa. Atau membuang muka kalau dipuji. Namun, jujur saja, ada perasaan bangga. Bukan suka pada antum (mungkin) namun suka karena diperhatikan "lebih".
Diantara kami, ada golongan Maryam yang pandai menjaga diri. Tetapi tidak semua kami mempunyai hati suci. Jangan antum tawarkan sebuah ikatan bernama ta'aruf bila antum benar-benar belum siap akan konsekuensinya. Sebuah ikatan ilegal yang bisa jadi berumur tak cuma dalam hitungan bulan tetapi menginjak usia tahun, tanpa kepastian kapan akan dilegalkan.
Tolong, pahami arti cinta seperti pemahaman Umar Al Faruq: seperti induk kuda yang melangkah hati-hati karena takut menginjak anaknya (afwan, bener ini ya riwayatnya?). Bukan mengajak kami ke bibir neraka. Dengan SMS-SMS mesra, telepon sayang, hadiah-hadiah ungkapan cinta dan kunjungan pemantapan yang dibungkus sebuah label: ta'aruf.
Tolong, kami hanya ingin menjaga diri . Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.
Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu! Ada beda persahabatan sebagai saudara, dengan hati yang sudah terjangkiti virus. Beda itu bernama "rasa" dan "pemaknaan"
Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu
Bukan, bukan seperti itu yang dicontohkan Rasulullah! Antum memang bukan Mush'ab. Antum juga tak sekualitas Yusuf as. Tetapi antum bukan Arjuna dan tak perlu berlagak seperti Casanova karena Islam sudah punya jalan keluar yang indah. Segeralah menikah atau jauhi wanita dengan puasa!
Jazakillah mba...
ReplyDeletePernah aku baca sih mba, hehehe...
Pokoknya syukron yo mba masukannya...
You are termuuuach, ahahahaha :P