Hah?

Bismillah...

Akhir-akhir ini banyak ekspresi yang memberondongku dengan pertanyaan-pertanyaan : "Hah? Kok Bisa seh?", "Eh bagaimana bisa?", "Masa? Seriusss???" dan kalimat lain yang mengarah pada bengong, heran, tidak percaya, kaget, dsb, dll.

Memangnya kenapa? Allah mau nya begitu, terus kita mau apa?:P

Pusing ya baca kalimat diatas apa maksudnya? Ok to the point, ini mungkin sama sekali ga penting dan anehnya yg ga penting itu selalu ingin saya tuliskan di blog ini. Entahlah, mungkin sangking cintanya saya sama blog ini, sehingga adaaa saja yang ingin dibagi, ckckck... *Ngegombal*

Yap yap yap, ini soaaal menghitung hariku, apa lagi coba kalau bukan akad dan walimah nanti ^^.

Ketika aku memberikan undangan, seketika orang-orang bagai tersengat aliran listrik beribu voltase *lebay*, mereka tak percaya bahkan kalimat (yang menurutku) sadis pun terlontar dari mulut mereka.

Pic was taken from Random Google

Seperti...

"Hah? Kamu mau nikah? Pacaran juga ga pernah, gimana bisa?" Komentar pertama Ibu Kosan. Aku jawab dengan senyum dan kemudian...

"Kita pacaran kok bu kalau dia ke Subang." *Kebohongan pertama, ahahahaha* Abis pasti bakal memakan waktu lama untuk menjelaskan kepada orang awam kalau kita ga kenal namanya pacaran. Jelas toh, kita Muslim, harusnya memang sudah tahu tentang ini. Ta'aruf? Iyalaaah pasti... Bedakan ya antara ta'aruf dan pacaran. Jauuuuh euy perbedaannya. Dan jangan tanya ke saya kenapa, karena saya sedang tidak ingin membahas tentang Ta'aruf Vs Pacaran.

Pendapat kedua datang dari "Serius? Kamu kenal dia berapa lama?"

"Emmm, baru dari Januari awal."

"Gubrak! Kok bisa? Emang sudah yakin?" Tanyanya dengan memicingkan mata.

Aku mengangguk mantap.

Helooo, yang namanya jodoh tuh ga bisa diprediksi kaleee, ramalan cuaca ajah sulit untuk diprediksi apalagi ini urusan yang menyangkut mitsaqan ghalidza? Beraaat euuuy!!! Perjanjiannya langsung dengan Allah. Lagian memang ada yang ngejamin berpuluh tahun pacaran lalu besoknya langsung nikah? Ya memang mungkin ada diantaranya tapi tidak sedikit yang putus ditengah jalan karena memang takdir merotasikan bukan pada tempatnya.Yang tersisa malah lukanya hati, kehancuran dan galaunya para broken heart itu yang mengakibatkan sakit berkepanjangan. Itu dia mengapa Allah begitu rapih mengurusi masalah dua insan berbeda jenis ini, I Think ;)

"Emang kamu sudah siap? Dari segi semuanya?"

"InsyaAllah..." Aku tersenyum.

"Menjadi Ibu RT itu lebih berat lho dibanding ngurusin TA, Kerja dan Nulismu itu. Karena yang diurusin itu anak orang, beda jenis pula."

"Ahahaha..." Aku hanya tertawa tak banyak bicara.

Yep, I see... Anak orang, masa anak aku. Kalau Allah sudah menunjukkan dia yg terbaik, kenapa masih tidak yakin dengan kesiapan-kesiapan kita? Walaupun mungkin nantinya bisa Learning by doing. Saya sih hanya yakin ya, selama kita tetap ikhtiar, do'a yang mantap, pendekatan yang sungguh, merayu-Nya, mencapai keridhoan-Nya, apapun itu tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, lha wong ada Allah kok yang mengatur skenario kehidupan. Tinggal bagaimana kita berperan mempersembahkan yang terbaik untuk-Nya. Saya akui saya tidak bisa masak, lebih tepatnya bukan tidak bisa karena jarang berkutat di dapur. Tapi bukankah itu bisa dipelajari? Bisa itu karena terbiasa kan? Intinya apapun itu bisa dipelajari, setuju? Harus donk! *maksa :D

Daaaan masih banyaaaak lagi kalimat-kalimat tidak percaya. Menganggap aku terlalu kecil untuk melangkah membangun sebuah rumah tangga (ahahaha, saya memang masih kecil :D) 

Bismillah... Semoga Sakinah Ma Wadah Wa Rahmah itu bisa saya bentuk nantinya. Yang paling penting kan saling mengerti, memperioritaskan Ridho Allah diatas segala-galanya. Aamiin, Yep, I will try to make it Real. Do'akaaan ^^