Bismillah...
Menunggu kehadiran buah hati itu rasanyaaa.. hmmm, tak terbayangkan, tak pula bisa diucapkan dengan kata-kata. Rasa-rasanya baru kemaren saya berseragam merah putih, maen bogem-bogeman bareng teman, loncat sana-sini tanpa perlu takut memikirkan masa depan, bebaaasss sebebas-bebasnya tanpa beban dan pikiran yang tidak karuan. Dan kini? Subhanallah, dalam hitungan hari saya akan menjadi seorang Ibu. Bisakah? Tentu dan harus bisa! Karena toh, sebelumnya saya tidak berpikiran bahwa saya bisa menjalani kehamilan dengan penuh keikhlasan. Dan nyatanya? Lagi-lagi, fitrah yang diberikan Allah terhadap manusia tak pernah salah, meleset apalagi berbenturan. Semuanya sesuai takaran yang tepat! Terdapat tanggung jawab pada masing-masing peran. Seperti yg dinyatakan dalam QS. Al-Baqarah ayat 233...
Jika manusia memerankan diri sesuai peranan masing-masing, insyaAllah harmonisasi itu akan tetap ada walau aral menghadang. Ah tak perlu dijelaskan detail mungkin masalah peranan karena toh sejatinya kita tahu dengan sendirinya tanpa harus diberi tahu karena semuanya bermuara pada deklarasi penyadaran diri. Toh Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan takaran dan kemampuannya masing-masing.
Back to topick, karena prediksi dokter sebentar lagi akan lahiran, jadi akhir-akhir ini saya selalu bertanya-tanya pada ibu dan kaum ibu yang telah berpengalaman dalam melahirkan. Ada yang bilang sakiiit sekali taruhannya jiwa raga kita, pun ada yang mengatakan sakitnya Cuma sebentar, ketika bayi terlahir sudah ga terasa lagi kok dan ada pula yang menyatakan ah ga sakit kayak kita lagi sakit menstruasi saja, biasa saja... Subhanallah, yang mana yang benar? Kita saksikan saja nanti, ahahaha... Tapi ngeri juga bayanginnya. Jika manusia memerankan diri sesuai peranan masing-masing, insyaAllah harmonisasi itu akan tetap ada walau aral menghadang. Ah tak perlu dijelaskan detail mungkin masalah peranan karena toh sejatinya kita tahu dengan sendirinya tanpa harus diberi tahu karena semuanya bermuara pada deklarasi penyadaran diri. Toh Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan takaran dan kemampuannya masing-masing.
Rileks, enjoy dan dibawa tenang saja! Begitulah saran sebuah buku panduan Ibu dan Anak. Yap, memang harus rileks, mau tak mau semuanya akan terjadi. Sekarang ataupun nanti sama saja. Semoga ketakutan demi ketakutan itu hanya bayang-bayang sementara saja, tak berapa lama akan sirna dengan sendirinya.
Yang harus dibayangkan sekarang adalah betapa bahagianya memiliki buah hati, ckckckck... (adoh, pantes ga ya jadi ibu? Berasa masih bocah :D), bukankah itu merupakan anugerah terindah yang pernah dimiliki? Ya, tentu saja. Bagaimana tidak, ketika didalam kandungan ia berproses aktif mengenalkan diri, mulai dari menendang, tekan perut sana-sini, kadang mencong sana-sini, ckckck, membuat diri geregetan ingin mencubit kakinya yang aktif itu :P. Dan ketika usia 4 bulan ke atas, saya benar-benar merindukan yang namanya tidur tengkurep T.T, saya jadi membayangkan andai saja kasur itu bisa dibolongi sesuai ukuran perut saya maka dengan mudah saya bisa tengkurep tanpa harus menyakiti si isi perut. Ketika itu pulalah suami saya sering meledeki dengan wajah tanpa dosanya berkata : “Ay, lihat dech aku mau tengkurep, liat-liat, wuiiih subhanallah enak bangeeet.” Sambil tengkurep, kaki dan tangannya berkecipakan seperti ikan, hufffh menyebalkan!!! Bikin iriii, huhu...
Begitulah kira-kira yang dialami ibu-ibu kita ketika sedang mengandung kita ya... apalagi jika ada masalah ini itu dengan kehamilannya, seperti mabok ga berhenti-henti, sering pendarahan dan masalah kompleks lainnya yang membuatnya sangat kepayahan. Maka bersyukurlah kita pada mereka para ibu yang telah melahirkan kita dengan sebentuk rasa terimakasih dan penghormatan yang bisa kita lakukan.
Dan akhirnya saya ingin meneriakan : Jangan biarkan beban, kesusahan dan tanggung jawab menghilangkan sisi senang! Enjoooy, semua akan baik-baik saja, insyaAllah...
Do’akan yaaak :)
No comments