Bismillah...
Kronologis proses hubungan (sebelum menikah) saya dan suami memang banyak yg tidak tahu. Secara siapa kami yang harus gembar-gembor ke media masa, wkwk… Kami hanya mengikuti arah takdir Tuhan, menjalaninya dengan sebaik-baik ikhtiar dan do’a.
Pertama kali bertemu yaitu di Bekasi. Ketika itu, teman memperkenalkan kami berdua. Siapa sangka, kami berjodoh. Dengan awal mula yang sama sekali blaass tidak kenal.
Bertemu sepintas? Never!
Bertemu dalam mimpi? Apalagi..
Lalu, tiba-tiba kami bertemu dalam jodoh yang Allah tuliskan dalam Lauhul Mahfudz yg suci, yang tiada satupun mengetahuinya, yang dengannya kami merasa seperti saling mengamini bahwa satu sama lain merupakan anugerah terindah yang pernah dmiliki, jreeeng #terSO7.
“Namanya Syaibathulham aja?” Sok jutek.
Ketika cinta bertasbih nadiku berdeyut merdu,
Kembang kempis dadakuuu…
Hati saya spontan bersenandung, xixi..
Begini kali ya kata orang zaman dulu, kalau jodoh itu jorok, ketemunya bisa dimana saja :D
Tanpa bermuluk-muluk, guru ngajipun langsung shoot to the point!
“Jadi kapan mau maen ke orangtuanya?”
“Insya Allah setelah acc dari Ibu, sesegera mungkin, insya Allah.” Wuiiih, Katanya mantap.
Ihiiiiirrr…
Dan benar! Ia menepati janjinya, ia datang dengan babak belur. Karena aku tinggalnya dipelosok jadi yang (mungkin) dari sononya dandan rapih eh sampai-sampai udah kucel dekil gara-gara blusukan :D tapi tetep kok dimataku Ia-nya tetap tampan mempesona, ahaha, abaikan! :P
Karena pelosok inilah yang menjadi bullying terhadap saya setelahnya.
Tak lama setelah pertemuan pertama dengan orangtua, ia pun membawa cincin untuk mengkhitbah.
Tak lengkap rasanya jika khitbah (lamaran) tanpa cincin melingkar ditangan. Bukan suatu kewajiban, hanya saja kita dihadapkan dengan budaya yang menuntut mainstream. Yang karenanya cincin merupakan salah satu tanda sacral. Ga afdhal dunk khitbah tanpa cincin melingkar dijari. Saya sih termasuk yang santai, dikasih cincin ya syukur, ga juga ya, harus, wkwk, ga lah ya, ga maksa maksudnya, namun tanpa dimintapun ternyata calon suami (ketika itu) tiba-tiba sms :
"Mau cincin yang gimana N?" (masih sebut nama belum sayang-sayangaN, Ya iyalaah)
"Emmm, bebas sih sebenernya, hanya saja saya kan hitam, jadi request emas putih aja ya kalau bisa :D” Jawab saya. Judulnya sih bebas tapi ujung-ujungnya pakai request, wkwk dasar wanita!
"Oh gitu, ukurannya? Terus type nya kayak gimana?"
"Ukurannya no 12. Biasa aja ada permata dan dalamnya ada tulisan syaibathulham yaa…"
"Oh Ok…"
Seminggu kemudian..
Ia datang membawa tektekbengek hantaran untuk mengkhitbah, eciee, yang ada maunyaaa :D
Lagu Marry Your Daughter-Brian Jr pun menjadi soundtrack ketika itu (ngayal)
Sir I’m a bit nervous
About being here today
Stil not real sure
What I’m going to say
So bare with me please,
If I take up too much of your time
See in this box
It’s a ring for your oldest
She’s my everything
And all that I know is
Uhuks, lap ingus…
Dan cincin tali pengikatpun akhirnya melingkar dijemari saya… Sebagai tanda bahwa saya sudah dilamar. Sebagai ikatan, tak boleh ada yg lamar saya lagi. Sebagai pengingat agar saya tak kemakan janji-janji palsu lagi.
Setelah proses perkenalan ini itu, prosedur blablabla, khitbah dan proses selama 6 bulan, akhirnya kami menemukan tanggal sakral itu. 10 Juni 2012, tanggal dimana dunia menjadi saksi ada perjanjian agung telah terijab dan terqabul :)
Yeaah, saya sudah tak single lagi. Merdeka,wkwkwk…
Bahagia? Tentu! Bagaimana tidak, itu artinya setengah agama saya telah diraih, Alhamdulillah…
Yakin dengan tekad “ MENIKAH UNTUK IBADAH” Yes!
Yakin dengan tekad “ MENIKAH UNTUK IBADAH” Yes!
Dengan niatan begitu, ketika ada masalah dijalan, kita kembalikan kepada niatan semula, insya Allah.
Emas kawinnya? Alhamdulillah dapet emas, salah satunya cincin lagi, tapi kali ini berwarna kuning emas. Meskipun kurang cocok dipakai dijemari saya, emas tetaplah emas yang nilainya tetap sama.
Dengan corak saling silang, cincin itu dipakaikan dijemari manis saya oleh suami. Dengan rasa nano-nano, saya sok-sokan malu-malu, ahaha…
Lalu setelah hamil dan melahirkan, sayang sekali, kedua cincin tersebut tak mampu lagi masuk ke jemari saya. Dikarenakan tangan saya bengkak. Yakin tangan saja yang bengkak? Badan juga denk *tutupmuka
Saya mencoba mengikhlaskan hati agar lapang menerima kenyataan, kalau saya tak sesingset dulu lagi..
Namun tenang, saya merasa gembira ketika menemukan Cincin Pernikahan disebuah website…
Dari harga, corak, warna, pokoknya semuanya sukaaa. Variatif. Pas dengan kantong, cocok pula dengan jari saya yang gendut (karena ukuran bisa disesuaikan). Bye bye cincin lama (tetaplah kau dalam box), coming soon cincin baru…
Meskipun sudah mau jalan 4 tahun usia pernikahan, jadi berasa pengantin baru terus kalau begini caranya… Udah begitu, belanjanya semudah menggerakan ujung jari pula.
Ehm, Kalau saya sih lebih suka memilih cincin yang sederhan namun elegan. Ga terlalu banyak corak namun mempesona. Seperti apa itu? Seperti kamu dihatiku (halaah, apa coba!)
Bagi yang sedang mempersiapkan pernikahan, monggo ditengok, siapa tau berjodoh.
Hal yang harus diperhatikan sebelum memesan cincin yaitu ukurannya, pastikan ukuran jemarimu dulu. Caranya ambil benang dan lingkarkan ke jemarimu, lalu gunting dan sesuaikan dengan centimeter-an.
Semoga jalannya dipermudah. Semoga penuh barokah. Hingga ke Jannah :)
Semoga jalannya dipermudah. Semoga penuh barokah. Hingga ke Jannah :)
Wow, kisah pertemuan dan cinta yang unik. Love is a miracle ya, Mba. Cincin kawin adalah pengikat hati dan jiwa agar selalu saling terhubung. Semoga langgeng hingga akhir hayat yaaa. :)
ReplyDeleteEnaknya masa kini ya itu, Mba, bisa belanja online, bahkan cincin kawin pun sudah bisa kita lirik dan miliki dengan belanja online, ya? Keren jaman ini, mah!
hehe, jadi malu...
DeleteBener mba, zaman sekarang ya, enak bener, apa aja bisa dilakukan diujung jari :D
aku belum pernah pakai cincin, Hihi. Kurang suka pritilan2 gitu sebenernya. Tapi mau nyoba ukur ah xD
ReplyDeleteBentar lagi juga dipakein *eh
Deletehahahahha :D ih lama juga kamu updatenya ya neee
ReplyDeletehehe, iya ni mba, tersesat di planet mars :D :P
DeleteWuaahhh kenangan banget, ya? :D Saya malah gak punya cincin. :D
ReplyDeleteIya bangeet mba... Walah, coba ditengok websitenya mba, xixi, kali aja ada jodoh :D
DeleteMaasyaa Allah... aku mau nangis dlu *sroooot
ReplyDeleteHuhu takjub yaaa menyaksikan perjalanan bertemunya 2 hati ihiks
*tiba2 pingin nyari cincin
Udah nangisnya mba? ahahaha :P
DeleteAseeek, semoga dirimu disegerakan ya mba say :*
ooo jadi ceritanya gituuuu... baru tahuuu asal muasal nya, xixiix
ReplyDeleteanyway itu cincin incerannya warna pink ya? gak luntur tuh ntar? tp motif cantik looh ;)
xixixi, jadi malu *tutupmuka
DeleteGa, warna kuning emas itu mbaaa, iyalah secantik diriku maksudnya mba? *plaaak
Ya udah, cincinnya buat aku ajaaaa
ReplyDeleteDuh, si mbak, bikin gemes deh, mudah-mudahan sama-sama terus sampe surga ya, aamiin
ReplyDeleteSalam,
Pink