Bismillah...
Siang tadi merupakan perpisahan yg menyesakkan dada, apa pasal? Anak bujangku pergi ke Palembang, huhu...
Iyap Fathan ikut Abinya pergi ke Palembang denga obsesi ingin naik pesawat. Setelah diskusi yg lumayan runyam beberapa hari belakangan ini. Akhirnya saya dan suami memutuskan Fathan ikut ke Palembang menemani Abinya berjuang.
Lho kok bisa anak dibiarkan ikut kerja bareng Ayahnya? Ya beginilah kalau wirausaha tak ada aturan yg melarang anak untuk ikut.
"Kita harus jadi tim yg solid ya Aa." Kata Abi kepada Fathan.
"Nanti kalau Fathan sudah besar, Fathan yg nerusin bisnis ini." Lanjut Abi.
Fathan iya iya saja karena diiming-imingi naik pesawat. Bukan pertama kali Fathan naik pesawat, dulu ketika usianya 4bulanan pernah juga naik pesawat. Tapi itu kan dulu masih cuilik banget, belum ngerti apa-apa. Sekarang setelah usia 3 tahun tentu ia sangat excited ketika dikasih tahu ia akan naik pesawat. How lucky you are, Nak. Zaman Saya baheula, ketika anak-anak, seberapa besarpun keinginan untuk naik pesawat dan bercita-cita menjadi pilot tetap saja bagai pungguk merindukan bulan :D
Awalnya suami ragu untuk mengajak Fathan ikut serta, namun janji adalah janji yg harus dibayar kontan tanpa nanti dan tapi. Sekaranglah saat yg tepat. Suamipun pernah meragukan mengenai administrasi Fathan. Yaitu peraturan yg mewajibkan anak-anak untuk menunjukan identitasnya seperti Akte atau KK. Dan yg menjadi dag-dig-dug saya tadi malam adalah Akte Fathan ketinggalan di Palembang, di rumah Neneknya.
Bagaimana urusan ini? Saya pun mulai tanya-tanya ke teman yg berpengalaman mengajak buah hatinya yg berusia diatas 2 tahun yg turut serta ber-pesawat ria. Dari hasil survey pun ternyata memang hanya butuh tiket saja, sudah cukup. Tapi kalaupun ada yg masih was-was saran saya sih bawa saja karena siapa tahu sedang diperketat pengecekannya... Beda hal jika ke luar negeri ya, Paspor merupakan kewajiba bagi siapapun termasuk usia bayi baru lahir.
Kira-kira apa saja ya persiapan saya untuk melepas Fathan ke Palembang? Yang pasti baju-baju dan keperluannya selama disana. Dan saya berbelanja (kebetulan dapat voucher belanja di Hypermart, berkah ngeblog), saya turutin semua kemauannya. Sayangnya Fathan adalah Fathan yg jika sudah memilih satu jajanan pantang lirik-lirik yg lain, tidak seperti Orangtuanya, wkwkwk... Ah Fathan baik banget sih, Nak.. Dia hanya milih Kinder Joy dan mengajak saya pulang : "Udah umi, jangan beli-beli terus, ini saja cukup!" Katanya bikin geli... Ya ampuuun :D. Dan Saya tetap keukeuh membekalinya dengan susu kotak kesukaannya. Iya Fathan sangat suka susu, jadi kalau rewel, susu adalah senjata ampuhnya, hihi... Iyap tepat, bekalilah anak dengan hal kesukaannya yg membuat ia tidak rewel ataupun tantrum saat perjalanan.
Kini, tinggalah saya dan Nusaiba. Memang sih hidup rasanya adem ayem walau baru beberapa jam ditinggal Fathan. Secara Fathan aktif luar biasa. Apalagi dalam hal menggoda Nusaiba, ampuun, berasa punya anak 10, hehe, lebay!
Sempat kepikiran, Fathan rewel ga ya dalam perjanalan? Sayapun menghubungi suami. Dan yg menjadikan hati saya lega adalah bahwa Fathan sangat bahagia! Bahkan minta Abinya membelikannya Pesawat sungguhan, xixi... Aamiin ya Nak, kita do'a bareng-bareng.
Alhamdulillah, syukurlah... Secara ini pertama kalinya Fathan bepergian tanpa Saya, Ibunya, hiks...
Melepas Anak Bujangku ini ibarat latihan ketika mungkin nanti Fathan harus sekolah jauh terpisah dari saya atau justru memulai kehidupan baru bersama jodohnya. Huaaa, tak sanggup membayangkannya. Iya saya tahu, itu berlebihan! Masih lama. Tapi cepat ataupun lambat semua akan terjadi. Karena perpisahan adalah sebuah keniscayaan bagi siapa saja yg memiliki hubungan.
Seberapa jauh pun kamu terbang, ingatlah Nak, ada Ibumu yg selalu menunggumu disini, di rumah, hiks... Jadi melow...
Aduuh..baru pergi sebentar aja, Uminya sudah kangen berat ya..hehe
ReplyDeleteaduuuh mba ika inii, 2 minggu mba, 2 minggu, perdana ni mba ditinggal anak jauh2, huhu...
DeleteIni Fathan cuma sebentar atau menetap lama di Palembang mba? Sepupu saya juga khawatir banget pas anaknya yang baru 3 tahun ikut eyangnya pergi ke rumah budhe, padahal cuma ke Bandung. Katanya jadi sepi, walaupun kalo ngumpul sama anaknya riweuh sendiri.
ReplyDelete2 mingguan mba rencananya. Lama kan ya? :P
Deletewkwkwk, saya jd ngakak baca komen terakhir, iya emg emak2 tuh galau, klo ada riweuh, klo ditinggal melow, hayaah
Semoga fathan bahagia dan sehat selalu. Suamimu juga jadi ayah yang telaten dan peka.
ReplyDeleteDulu aku pas lahiran fay, suamiku bawa fatih ke bekasi ikut ayahnya kerja. Ga tahu nya pulang dirawat ke RS. jadi deh aku lahiran bawa bayi menginap di rs.
memang seorang ibu selalu rindu akan anak2nya selalu. *pelukshine
aamiin. iya mba, seaktif2nya anak bikin riweuh ttp aja rindu... oalah pengalaman toh, kk fatih jg pernah pisah dr emaknya... *peluuuk
Deletedua minggu tanpa Fathan kayaknya ada sedikit lega karena gak ada yg godain si kecil tapi juga kangen. hehehe..
ReplyDeletebarokallah, mba Nur. udah dua aja anaknya, gua aja belon XD qiqiqiqi..
ahaha, iyes mba :p
Deleteyuk yuk semoga Allah segerakan y mba, aamiin
Jadi ingat waktu melepas anak pergi berkemah. Saya juga baper, namanya juga emak-emak, qiqiqi.
ReplyDeletetuh kan, iya mba tak ada yg salah dengan baper, apalagi emak2 :D
Deleteini pasti uminya yang cengeng... :P
ReplyDeletewkwkwk, aku tegar keleus uL :D :P
DeleteLatihan dari sekarang mbak hehehe biar gak gampang baper kalo nanti fathan berkeluarga atau merantau :D
ReplyDeletewaa fathan senangnya... uminya juga senang mesem2 tuu dapat sms dari abi... :-)
ReplyDelete