“Ay, aku mau ngomong serius sama kamu!” Sepulang dari kajian, suami tiba-tiba berkata demikian. Hah? Apa salahku? Duh, perasaan aku ga melakukan kesalahan deh, hiks... Semoga bukan sesuatu yang fatal. Amin saya dalam hati.
“Kamu mau kan hari rabu ini ikut aku ke Palembang?”
“Maksudnya?”
“Ya, ikut aku, kita pindah ke Palembang, anak-anak dibawa.
Aku pengen tenang aja, biar kita sama-sama terus dan lagi kejar target juga,
maksimal 2 tahunlah, insya Allah proyeknya selesai.”
Hufffh, saya mangelus dada. Kirain ada apaan, hihi... Ya,
sebagai istri sih saya manut toh saya ga terikat kontrak apapun selain kuliah.
Dan Alhamdulillah nya, kuliah pun bisa cuti. Karena alasannya syar’i yaitu ikut
suami.
Kabar itu, benar-benar dadakan. Ia berbicara hari minggu,
hari rabu nya kita sudah go ke Palembang. Pemesanan tiket done, packing-packing
done. Hanya saja mengabari orang-orang terdekat yang belum sempat. Jika
tetangga sih masih kejangkau ya. Tinggal cipika-cipiki, lha yang jauh-jauh?
Huhu, maaaaf ga sempat.
Apa yang saya siapkan untuk anak-anak? Tentunya pemahaman.
Memahamkan mereka bahwa kita akan pindah ke Palembang. Dengan budaya berbeda,
cuaca yang beda dan tentu tempat tinggal yang entah mereka akan betah atau
tidak.
“Jadi kita ke Palembang mi?”
“Iya, Fathan mau bawa mainan mana saja? Masuk sini ya.”
“Itu ga usah dibawa mi, biar di rumah aja. Fathan kan nanti
pulang lagi.” Katanya ketika saya memasukkan lego miliknya. Huhu, ini kan bukan
sehari-dua hari, nak T.T
Akhirnya kami pun menuju Halim. Ketika di sana, mereka
sangat antusias sekali. Dari mulai manjat-manjat pembatas antrian sampai
bermain trolly, wkwk...
Bahkan Nusaiba yang dasarnya selalu guling-guling dimana
saja, mulai tidur-tiduran di lantai bandara. Duh, ngadem ya dek?
Check-in pun dilakukan dan ternyata kami penumpang terakhir
yang belum masuk pesawat. Keasyikan main di Mesjid jadi ketinggalan deh. Belum
lagi, prosedur ibu hamil yang harus lapor ke pusat informasi terlebih dahulu
untuk melakukan klarifikasi data. Alhamdulillah, sudah prepare surat keterangan
dokter jadi aman. Menunggu sebentar di bagian informasi, lalu kami
dipersilahkan masuk menuju pesawat. Karena ga pake lift yang langsung pesawat.
Kami pun berjalan kaki semi berlari untuk segera masuk pesawat.
Fathan, Nusaiba semuanya lari sambil tertawa lepas.. mereka
senang sekali melewati jejeran pesawat yang mengantri. Dan tahukah? Pesawat
kami paling ujuung, menggunakan Batik Air. Saya yang mengantongi boarding pass,
akhirnya masuk pesawat duluan, anak-anak dijaga Abinya dan Neneknya.
Pesawat ini benar-benar menunggu kami. Di seat 18lah jatah
kami duduk. Nusaiba, saya, Fathan dikursi untuk bertiga. Sedangkan abinya dan
nenek disebrangnya.
Pelayanan pramugarinya baik, tempat nyaman dan stok film
yang cakep. Fathan dan Nusaiba diberi tontonan gratis selama perjalanan.
Logistiknya pun enak dan mengenyangkan. Jadi ga rewel deh.
Dengan durasi waktu sekitar 30 menit, akhirnya pesawat pun
landing di Bandara Sultan Mahmud Badarudin, Palembang.
Fathan dan Nusaiba kembali berlari dan tertawa lepas. Kali
ini, menggunakan lift jadi langsung bandara, huhu jadi ga bisa foto-foto
bersama pesawat deh.
Ketika kami turun untuk pengambilan barang, kami disambut
dengan view Palembang yang iconic banget yaitu Jembatan Ampera.
Yeay, Alhamdulillah sampai juga kita.
Sementara Abi dan Neneknya mengambil barang, Fathan dan
Nusaiba berlarian ke sana-kemari. Untungnya Bandara sepi jadi leluasa banget
mereka berlarian sembari ketawa-ketiwi. Dan lagi-lagi mereka mengambil trolly.
Nusaiba duduk dan Fathan yang mendorong trolly. Duh, serunya, ckck...
Kami pun disambut dengan “wong kito galo”, welcome
Palembang, see ya Jakarta...
Bismillah, semoga kepindahan kami menjadii awal pembuka
keberkahan, aamiin..
Setelah beberapa hari saya tanya :
“Fathan, betah ga di sini? Mau ke Depok lagi ga?”
“Fathan mau disini aja, rumahnya bagus. Di depok rumahnya
banyak coretan.” Katanya dengan tampang tanpa dosa.
Lha, situ yang nyoret-nyoret dari umur 1 tahun, hadeuh, lupa
yaa, wkwkwk :p
Tips :
- Selama perjalanan menggunakan pesawat, yang terpenting adalah pengawasan kita.
- Enjoy! Jangan serba dilarang karena akan merubah mood anak, selama tidak membahayakan dan terjangkau dari pengawasan, lepaskanlah ekspresi dan explorasinya.
- Prepare segala kebutuhannya. Seperti air minum, susu dan cemilan yang mengenyangkan.
- Sedia selalu kayu putih, minyak telon atau minyak angin untuk jaga-jaga ketika anak masuk angin atau kelelahan.
- Dibawa happy! Rangsang rasa ingin tahunya dengan memperlihatkan anak pada sesuatu yang baru.
Wah, pengen ajak anak naik esawat sekali2. Hehehehe .... :D
ReplyDelete