Menjadikan anak hebat tentu memerlukan perjuangan. Dulu ketika orangtua kita yang ga pernah mengecap ilmu parenting mungkin menjadikan batasan moral sebagai acuan. Karena tentunya landasan itu sudah ada semenjak zaman dahulu bukan?. sabar sebagai kunci.
Dan terbukti anak-anak yang hidup dalam zona aman (dididik dengan nilai-nilai moral dan agama) serta rasa sabar orangtua yang tak terhingga, di usia dewasanya ia mendapatkan tempat. Sebagai seseorang yang naik derajatnya.
Lalu, Kita di masa kini dengan banyaknya ilmu parenting yang bisa dengan mudah di dapatkan, tentu tidak mau kalah dong demi pengasuhan anak. Dan saya salah satu yang menjadikan ilmu parenting sebagai salah satu pedoman.
Selasa, 31 Juli 2018 bertempat di Paradigma Cafe, saya dan teman-teman blogger yang terpilih menghadiri acara keren yang dipersembahkan oleh Mom Blogger Community dan Halodoc dengan tema “Tips Menjaga Psikis Anak di Usia Dini” yang dibawakan oleh Dr. Tjhin Wiguna Sp.KJ.
Dr. Tjhin Wiguna sedang memberikan pemaparan |
Psikis dapat diartikan sebagai jiwa, mental, atau psikologis. Contohnya tertuang dalam perilaku, isi pikiran, alam perasaan, kebiasaan dan karekter sehari-hari. Bagaimana psikis begitu penting untuk diperhatikan di masa-masa emasnya? Alasannya, tentu akan sangat berpengaruh untuk pembentukan karakternya di kemudian hari.
Pernah dengar bahwa buah dari ilmu itu adalah amal? Amal itulah yang tertuang pada akhlak setiap anak. Maka masalah akhlak adalah masalah utama untuk orangtua. Percuma anak cerdas jika akhlaknya tak patut bukan? Pasti akan menimbulkan reaksi negatif dari sekitar.
Lalu apa saja sih faktor keberhasilan orangtua dalam memembentuk karakter anaknya? Berikut segala hal yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua terhadap anak:
DO
Spiritual
Bahwa di atas segalanya ada Tuhan yang menentukan. Sehingga rasa syukur dan sabar akan terbentuk dengan dimulai mengenal Tuhannya. Anak yang bersyukur, cenderung akan mudah diatur dan tenang. Caranya? Bisa dengan membacakan cerita, dongeng, memberikan inspirasi atau pembiasaan kita setiap hari. Alhasil, rengekan berubah menjadi perkataan yang menentramkan..
Kenali psikisnya
Setiap anak cenderung berbeda-beda, baik dari tumbuh kembangnya maupun dari psikologisnya. Ketika bayi, naluri Ibu tentu bisa membedakan ketika anak menangis karena buang air atau karena lapar. Naluri itu yang harus ditumbuhkan hingga anak berkembang sesuai usianya.
Anak rewel bisa jadi ia ingin diperhatikan. Anak cengeng bisa jadi ia memiliki empati yang tinggi, maka tumbuhkan bibit-bibit positif dari setiap kecendrungan yang ada. Selalu ambil segi positifnya lalu hebatkan, bukan sebaliknya, yang ada ketika kita fokus pada masalahnya kita malah stress duluan, ya kan? :D
Membiasakan berkomunikasi efektif dan positif juga bisa dilakukan dengan mengenali perasaannya. Dan tentu saja, jadi anak juga susah lho, ternyata. Bukan kita saja yang merasa susah. Anak bingung, dilarang ini itu namun Ibunya sendiri mencontohkan hal yang dilarang. Contoh, jangan main gadget, tapi ternyata anaknya melihat ibunya tiap hari sibuk saja dengan gadget. Hal ini tentu kontra sekali dengan apa yang diucapkan pada anak. Oleh karena itu, rasa ingin dimaklumi oleh anak seharusnya dibalik pula rasa ingin dimaklumi oleh orangtua. Kalau sudah mentok, Menghadapinya dengan membiasakan berkomunikasi positif dan lakukan face to face. Belajar memahami perasaan anak. Dan memang harus dilatih.
Tanyakan kenapa?
Apa maunya?
Kenapa nangis?
Dengan begitu anak terbiasa terbuka dan jujur mengutarakan apa yang ia rasakan.Goalnya tentu anak merasa bahagia karena memiliki orangtua yang mengerti sekali akan perasaannya. Jangankan anak, kita saja jika dimengerti bahagianya luar biasa bukan?
Berikan Pujian
Hal penting yang harus dilakukan orangtua saat melihat anaknya melakukan kebaikan adalah beri pujian. Mengarahkan saja tanpa ada pujian bagaikan pohon yang tumbuh tanpa buah. Garing, hampa. Anak akan merasa seperti robot bergerak, hanya disuruh, diarahkan, dilarang saja tanpa adanya pujian.
Jadilah teladan yang baik untuk anak
Children see, children do. Ini merupakan fitrah anak. Apa yang ia lihat maka itulah yang akan dia tiru dan contoh. Banyak bukan dari para orangtua yang cenderung keceplosan, salah bicara kasar, sehingga suatu ketika di alam bawah sadar anak itulah yang diingat dan kemudian keluar dari mulutnya. Lalu kita heran, dari mana dapat kata-kata kasar itu nak? Dengan entengnya anak akan menjawab, kan Ibu juga pernah bilang begitu. Nah lho.
Kebingungan anak pun terjadi. Harus kita ingat bahwa anak belum tahu mana yang benar mana yang salah. Mana baik, mana tidak. Contoh, suatu hari Fathan dengan temannya sedang mengobrol, saya yang saat itu ada disana, diam-diam mendengarkan obrolan mereka.
“Kok kamu nginjek aku sih?” Tanya Fathan heran dengan temannya yang tiba-tiba menginjak kakinya.
“Itu kan namanya teman.”
“Lho, kalau teman ga boleh nginjak kaki kan sakit.” Protes Fathan.
“Ih ga apa, itu namanya temanan kalau nginjak.” Temannya Fathan keukeuh dengan pendapatnya.
Apa yang saya tangkap dari kejadian ini adalah bisa saja temannya Fathan tersebut mensalah artikan makna pertemanan dan itu tidak semata-mata keluar dari fitrahnya sebagai anak melainkan pasti ada yang pernah mencontohkan sehingga teman Fathan tersebut melakukan pembenaran terhadap sikapnya itu. Bisa jadi orangtuanya tidak mengetahui atau bahkan kesalahan itu terjadi dari sikap orangtua sendiri selama ini. Who knows...
Tumbuhkan rasa empatinya.
3 kata wajib yang harus anak ketahui yaitu tolong, maaf, terimakasih. Dari sana anak akan muncul rasa empatinya bahwa apa yang ia ingin rasakan tentu saja ingin dirasakan pula oleh orang lain. Rasa dihargai, dikasihi, dicintai. Anak-anak yang cenderung terbiasa dengan 3 kata ajaib tersebut tidak akan semena-semena ketika meminta tolong pada asisten rumah tangga misalnya, tidak segan minta maaf ketika ia bersalah dan tidak ragu untuk menyatakan terimakasih ketika mendapatkan dalam bentuk apapun dari orang lain.
Asih, Asuh, Asah
Ini dia hal penting yang harus digaris bawahi, menurut Dr. Tjin 3 hal ini yang tidak boleh luput dari peran orangtua terhadap anak.
Asuh yaitu pola asuh orangtua yang diberikan kepada anak.
Asih yaitu kasih sayang kita sebagai orangtua terhadap anak.
Asah yaitu stimulasi yang diberikan orangtua untuk mengasah kecerdasan dan kemampuan anak.
Maka ketiganya saling bersinergi, tidak boleh ada yang missed. Karena ketika kita menuntut hak kita kepada anak, jangan lupakan tanggung jawab kita pula terhadap anak. Dan tanggung jawab orangtua ada di 3 poin tersebut.
Itulah yang dapat disimpulkan apa saja yang dapat dilakukan orangtua untuk menjadikan anak sehat psikisnya. Lalu, hal apa saja ya yang tidak boleh dilakukan orangtua terhadap anak? Ini dia...
Don’t
Namanya juga anak-anak. Sering mendengar pembelaan orangtua dengan slogan tersebut? Sepertinya menjadi hal yang lumrah, ketika orangtua mengetahui bahwa anaknya bermasalah, rata-rata mereka akan berdalih, yaaah gimana, namanya juga anak-anak. Apakah ini benar? Tidak selamanya benar karena dilihat dari prespektif lain, anak jadi manja dengan selalu dibela dengan dalih tersebut.Anak masuk kamar orang, didiamkan saja. Loncat-loncat sofa orang, disenyumin saja. Berantakin rumah orang, dibela dengan dalih yah namanya juga anak-anak. Patut kah? Tak patut tak patut, tak patut.
Saya sering mengajarkan pada anak tentang adab-adab bertamu. Kan masih kecil? Biarin aja sih, selow. Duh, tapi menurut saya ternyata hal sepele ini penting banget diajarkan di usia dininya. Agar ia tahu adab saat bertamu, berteman terlebih rasa tanggungjawab terhadap apa yang ia lakukan.
Ketika ia mengetok pintu tetangga memanggil-manggilnya tidak lebih dari 3 kali. Jika itu terjadi, saya biasanya memanggilnya dan bilang
sudah, pulang, temannya lagi ga ada di rumah berarti.
Oh sudah 3 kali ya, mi?
Iyaa, nanti sore lagi mainnya.
Anak pun akan langsung mengerti karena sedari awal sudah diajarkan adab bertamu.
Artinya pengawasan kita sebagai orangtua juga tetap berperan memperhatikan tindak-tanduk anak. Jangan selalu jadikan dalih namanya juga anak-anak, lha memangnya dimana orangtuanya? Disitulah peran orangtua, membenarkan apa yang benar dan mengoreksi apa yang salah sehingga anak pun tidak salah kaprah dan mengartikan.
Emangnya kenapa sih kalau dalih itu dipakai, memang kenyataannya masih anak-anak kan? Jika kesalahan anak terus dimaklumi, anak akan sulit membedakan mana yang benar mana yang salah, sehingga dikemudian hari, kesalahannya itu akan tetap dilakukan karena toh orangtuanya juga membela atau membiarkannya.
Simulasi, practice berperan ibu anak.
Setelah materi dan tanya jawab, dilakukan simulasi tentang pengasuhan anak. Dan masing-masing orangtua yang maju ke depan membawakan masalah yang berbeda-beda dengan karakternya masing-masing. Ada yang cenderung galak, ada yang komunikatif dan ada yang mbulet. Lalu Dr. Tjhin menyimpulkan bahwa semuanya sudah luar biasa hanya saja kekurangan itu harus diperbaiki dan ditambal dari semenjak kini.
Sehat Tanpa Ribet Dengan Halodoc
Di acara tersebut juga bukan hanya membahas tentang psikis anak namun juga pemaparan tentang kesehatan yang penting sekali diketahui oleh para orangtua milenial oleh Mba Nana Nirmala. Apa itu? Yaitu Halodoc.
Mba Nina Nirmala bercerita tentang kemudahan yang didapat dengan Halodoc |
Halodoc adalah sebuah aplikasi kesehatan terpadu berbasis online yang memberikan solusi kesehatan lengkap dan terpercaya dalam memenuhi kebutuhan kesehatan bagi pengguna. Healthy in one way.
Kini menjaga kesehatan atau memeliharanya bisa dilakukan dalam satu genggaman. Tidak perlu kemana-mana, cukup di rumah, apa yang kita butuhkan langsung dapat.
Apa saja fitur yang ada dalam Halodoc?
Fitur Halodoc |
Pharmacy Delivery
adalah layanan pembelian obat yang diantarkan secara gratis. Apotik antar yang membantu para pengguna untuk dalam membeli suplemen, vitamin dan obat dengan resep Dokter secara cepat, aman dan nyaman yang online 24 jam. Halodoc bekerjasama dengan Gojek dalam hal antar-jemput obat tersebut. Jadi selama jangkauan rumah masih bisa terhubung dengan Gojek maka aman bagi kita untuk memesan obat melalui Halodoc. Jaraknya maksimal 25km.Contact Doctor
Atau Hubungi Dokter. Yaitu layanan yang memfasilitasi para pengguna untuk berinteraksi secara langsung dengan ribuah Dokter via voice call, video call atau chat. Jadi kita bisa tanyakan tentang apa saja dan dimana saja.
Lab Service
Layanan untuk melakukan pengecekan kesehatan di rumah maupun di kantor bagi pengguna. Dalam hal ini Halodoc telah bekerjasama dengan Prodia dalam memberi kemudahan pengecekan tersebut.
Mba Nina juga menjelaskan bagaimana mudahnya jaga kesehatan dalam genggaman. Mudah dalam pembelian obat, bertanya apa saja tentang kesehatan bahkan cek lab. Dan ternyata, Halodoc merupakan aplikasi kesehatan no. 1 di Indonesia yang menjangkau segala kebutuhan pengguna khususnya tentang kesehatan, lho.
Install di Appstore untuk IOS dan Playstore untuk Android.
Informasi lengkap dapat diakses di :
Web : www.halodoc.com
Instagram : @halodoc
#HalodocHariAnak
#PakeHalodoc
#HalodocxMBC
Memberi pujian kepada anak tuh menurutku wajib karena anak biar semakin merasa termotivasi ya mba
ReplyDeleteMenumbuhkan empati aanak ini yang harus dilakukan sejak dini ya mbaaa
DeletePujian sekecil apapun atas apa yang sudah anak lakukan akan membangun kepercayaan dirinya. Asal dengan proporsional.
ReplyDeleteKesehatan psikis sejak kecil memang sangat perlu diperhatikan, aku pernah ketemu anak yg trauma kekerasan fisik dan verbal akhirnya terjerumus pada kenakalan remaja
ReplyDeleteMemberikan contoh yg baik pada anak2 itu bukan hanya berupa ucapan mulut kita ya tetap bentuk nyata. Misal ga boleh main hp terus tapi orangtua masih aja hpan wah itu sama juga gonjreng hihihi ���� Ada aplikasi halodoc membantu orgtua bertanya2 hal2 kesehatan anak2 dan dewasa ya asik juga ��
ReplyDeletememang lebih baik melatih anak sejak dini biar terbiasa klo sudah besar biasanya susah diatur
ReplyDeleteAnak adalah titipan dan harus dijaga dengan baik, masa depan anak ditentukan sejak dalam kandungan, maka itu setiap calon orangtua, jika ingin punya anak, harus siap akan semua tanggungjawabnya hingga biaya pendidikan.. dan yang utama adalah memberikan kasih sayang ya bun
ReplyDeleteKenali Psikisnya, itu bener bangeeet. Aku termasuk anak yang sempet (merasa) gak diperhatikan psikisnya, dan itu berefek cukup signifikan ke kepribadian sampai sempet merasa "kenapa malah Oranglain ya yg lebih ngertiin ketimbang keluarga sendiri?" huhuhu. Karena itu aku banyak belajar untuk lebih peka terhadap psikisnya anakku, jangan sampai ada yang skip kalau bisa.
ReplyDeleteMaaf, tolong, terima kasih. Itu 3 kata yang harus diajarkan ke anak sejak dini. Setuju banget deh mbak. Meskipun anak-anak, kita harus ajarkan disiplin. Jangan mentang2 "masih anak2" lalu semua harus dimaklumin kan ya. Big No!
ReplyDeleteAh ya ya. Meengapresiasi prestasi anak sehari-hari kadang lupa kita lakukan nih. Lebih banyak memberi aturan dan larangan. Jadi pengingat juga buat saya deh
ReplyDeleteBtw itu aplikasi Halodoc bagus banget ya
Memenuhi kebutuhan orangtua masa kini
Children see chideren do ya, Mba. Jadi kita sebagai orangtua harus memberikan panutan yang baik untuk anak2. Noted to myself nih.
ReplyDeleteJudul artikelnya mantap mbak.. Karena dengan menghebatkan anak di usia Dini, insyaAllah jadi anak hebat dewasa nanti
ReplyDeleteSedari dini utk memulai bangkitkan kehebatan anak di masa depan ya. .Nice
ReplyDeleteMemang seharusnya memberikan nutrisi pada anak bukan hanya untuk kebutuhan tubuhnya namun untuk hatinya juga biar anak menjadi anak hebat dimasa depan
ReplyDeleteaku pun sering pakai aplikasi Halodoc kalo ada keluhan2 sebelum pergi ke dokter mba shine.
ReplyDeleteDigital PlatForm yang super kekinian. Halodoc menjawab semua persoalan Keluarga. I need this. Thanks for sharing
ReplyDeletejudul nya keren mba, penting banget ya membangkitkan kehebatan anak sedini mungkin
ReplyDeleteAplikasi Halo Doc sangat membantu sekali ya, bisa konsultasi online dengan dokter terpercaya
ReplyDeleteSetuju. Memang harus dilakukan sejak dini untuk membentuk anak hebat. Nanti kalau udha besar tinggal memetik hasilnya
ReplyDeleteSaya adalah ibu yang tak ragu memberi pujian pada anak saat mereka melakukan sesuatu yang positif karena saya percaya pujian yang diberikan orang tua akan sangat berarti bagi sang anak
ReplyDeleteTips mengasuh pola anaknya harus banget bisa dipahami oleh para orang tua seharusnya. Dengan aplikasi halodoc cukup membantu menangani permasalahan medis utk skala terkecil seperti keluarga. Disamping itu bisa konsultasi langsung dgn dokternya
ReplyDeleteyang gadget iye banget itu. Aku masih ga bisa lepas dari gadget, kadang di depan anak asyik sendiri dg gawai. Dianya protes deh.
ReplyDeleteAnak hebat berasal dari ortu yang hebat ya mbak. Emang ortu kudu banyak belajar gmn caranya mendidik anak yg bener, tapi perilaku ortunya jg kudu bener dulu. Kudu sennatiasa belajar TFS
ReplyDeleteAnak yang bersyukur, cenderung akan mudah diatur dan tenang.
ReplyDeleteNoted.
Kalau orang dewasa efeknya bisa tenang berarti anak2 pun bisa ya Mbak.
Aplikasinya keren deh bisa berkonsultasi dengan dokter secara langsung tanpa harus datang ke RS.
ReplyDeleteLangsung download aplikasinya ah
ReplyDeleteSebenarnya mudah ya menghebatkan anak. Ortu harus jadi teladan yg baik dulu.
ReplyDeleteKomunikasi memang salah satu aspek penting jadi kita tau bener anak kita, ini udah aku terapkan bertanya hal apapun dan membiasakan anakku untuk sll cerita kejadian di sekolah
ReplyDeleteNyentil banget bun.. kalo bisa sehat tanpa ribet kenapa ngga ya bun, kadang suka skeptis dan percaya kalo dah ketemu dokter huhu..
ReplyDeletePsikis anak itu nggak terlihat ya. Makanya ortu harus lebih peka terhadap isi hati dan pikiran anak-anak.
ReplyDeleteIyah, anak sehat itu aset orang tua dan aset masa depan. Jadi warisan kita juga.
ReplyDelete